Building consensus investment

With increasing experience, the yield also increased, eventually will look to use a little more time to make more money

You need more time for investment

You can't create a duplicate of your self to increase your working time, so instead, you need to send an extension of yourself - your money - to work

New bright spot to color your life

We're just trying to give you new hope for the future with better financial support, we have prepared the bright spots that make you more colorful future

Indonesian capital market still very attractive

We invite you to invest in Indonesia's capital market, the global investors still believe Indonesia is a good investment and is able to provide an attractive return. Another time we were ready to provide advisers and consultation for your portfolio

Investment for Future solutions

In essence, the investment is made to help you make the fence that protects you in the future

Selasa, 21 Mei 2013

IPO PT. MITRA PINASTHIKA MUSTIKA Tbk















A. PROFIL PERUSAHAAN

Didirikan pada 1988 dan dari kegiatan operasi yang semula adalah kegiatan usaha distribusi sepeda motor, perseroan mengembangkan kegiatan usahanya ke area yang terkait, seperti penjualan ritel dan suku cadang sepeda motor.
Pada akhir 2010 Perseroan memulai transformasi strategis kegiatan usahanya, dengan beberapa aksi korporasi besar di antaranya akuisisi perusahaan penyewaan kendaraan MPM Rent dan perusahaan pembiayaan otomotif MPM Finance, pendirian perusahaan asuransi MPM Insurance dan lain-lain.
Kegiatan usaha yang dilakukan perseroan saat ini adalah menyediakan produk dan layanan otomotif dengan kegiatan usaha meliputi distribusi dan penjualan ritel yang berfokus pada sepeda motor merek Honda, penjualan consumer parts otomotif, layanan jasa kendaraan, dan layanan jasa keuangan yang dilakukan oleh perseroan mau pun entitas anak.
Saat ini perseroan memiliki penyertaan secara langsung dan tidak langsung pada 9 entitas anak dan 3 entitas asosiasi. Per 31 Desember 2012, perseroan dan entitas anak mempekerjakan 4.872 orang karyawan, yang terdiri dari 3.330 orang karyawan tetap dan 1.542 orang karyawan kontrak.

B. HIGHLIGHT PROSPEK BISNIS MPM

Integrated Business Model, MPM merupakan pemain industri otomotif dengan model bisnis yang terintegrasi dalam ‘multi-segment’ bisnis otomotif, terdiri dari: distributor dan ritel sepeda motor (MPM Mulia & MPM Motor), rental mobil (MPM Rent), produksi dan distribusi lubricant (Federal Karyatama/KFT), Jasa pembiayaan kredit kendaraan bermotof (MPM Finance, SAF dan MPM Insurance). MPM merupakan perusahaan dengan prospek bertumbuh terlihat dari: (1) ekspansi bisnis dengan membuka 5 retail dalam ekspansi distribusi; (2) Rencana penetrasi pasar di wilayah Jawa Timur khususnya pedesaan dengan potensi pasar yang sangat besar, sebagai catatan market share MPM di Jawa Timur lebih dari 66% atau sebagai market leader; (3) Peningkatan 3 kali lipat kapasitas produksi lubricant (baca: oil kendaraan bermotor); (4) peningkatan armada rental mobil mencapai 6.000 unit pada tahun 2013 dan 2014; dan (5) Akses pendanaan yang kuat dari JACCS untuk mendukung segmen bisnis pembiayaan dan asuransi.
Kinerja bisnis yang terus bertumbuh, dengan mendasarkan pada: (1) kinerja bisnis 2009-2012 pertumbuhan usaha lebih dari 2 digit (CAGR revenue 18,1%) dengan pertumbuhan net income yang konsisten di 2 digit pertumbuhan (CAGR net income 32,5%); (2) strategi bisnis yang ekspansif untuk untuk berbagai segmen produk dan market dan mampu mend
ukung pertumbuhan secara organik maupun inorganik; dan (3) portofolio bisnis yang dengan positioning yang kuat dalam persaingan dengan strategi yang terfokus dan kemampuan manajemen untuk menjadi pemimpin dalam industri otomotif Indonesia.
Komitmen Manajemen untuk tumbuh secara progresif, kemampuan manajemen MPM dengan pengalaman dan jaringan yang kuat menjadikan MPM memiliki kapabilitas yang kuat untuk mendorong MPM melakukan ekspansi yang atraktif. Dukungan sponsor (Astra, JACCS, dan lainnya) memiliki pandangan jangka panjang dan komitmen untuk bertumbuh dengan standar best practice dalam tata kelola dan kinerja manajemen. Kedua hal ini merupakan keunggulan intrinsik yang dimiliki oleh MPM untuk mampu tetap tumbuh secara progresif.
Menjadi “market leader” dalam industri yang tumbuh, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 6% per-tahun pada masa akan datang, peningkatan daya beli masyarakat (GDP per-kapita) secara nasional dan secara khusus Jawa Timur merupakan pendorong utama tumbuhnya industri otomotif khususnya sepeda motor. Industri otomotif khusus sepeda motor diproyeksikan akan terus tumbuh hingga 5 tahun ke depan setelah mengalami penurunan pada tahun 2012 sebagai dampak pemberlakukan peraturan batas minimum uang muka kredit kendaraan bermotor. Lebih lanjut, proyeksi pertumbuhan penjualan sepeda motor CAGR 7% (tahun 2013-2015) dan kinerja penjualan sepeda motor sebelumnya berdampak peningkatan potensi pasar bagi segmen bisnis spare part & dan jasa auto service yang diproyeksikan akan tumbuh 2 digit hingga tahun 2015. Dengan analisa ringkas tersebut dapat disampaikan forecast revenue MPM secara kondolidasi untuk selutuh segmen bisnis mencapai 10,5% pada tahun 2013 dan sedikit mengalami perlambatan pada tahun 2014-2015 (terkait size). Konsep model bisnis yang akan dikembangkan akan mengarahkan MPM pada proses bisnis yang lebih efisien sehingga mampu mendorong peningkatan profit margin khususnya segmen customer part, auto service dan financial service lebih dari 20%. Dengan penambahan modal (IPO) untuk pengembangan bisnis diharapkan secara konsolidasi mampu mendorong profit margin hingga mencapai 17,8% pada tahun 2015 (perbandingan profit margin 2012 15%).

C. FORECAST BISNIS DAN KINERJA KEUANGAN MPM

Berdasarkan analisa awal dari data prosepektus dan presentasi dari MPM dapat disampaikan bahwa, MPP yang didirikan pada 1988 dan dari kegiatan operasi yang semula adalah kegiatan usaha distribusi MPM merupakan perusahaan otomotif yang berkembang cepat, dengan posisi terkemuka dalam hal pangsa pasar pada beberapa segmen dalam industri otomotif Indonesia. Berdasarkan data pengalaman, MPM adalah perusahaan asosiasi dari PT Saratoga Investama Sedaya (didirikan oleh Edwin Soeryadjaja) yang merupakan salah satu perusahaan investasi terbesar di Indonesia, yang memiliki investasi yang sukses di beberapa perusahaan yang sudah listing di BEI, diantaranya PT Adaro Energy Tbk dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk.

Lebih lanjut, posisi MPM sebagai pemimpin pasar dalam segmen tertentu diindustri otomotif, terutama distribusi sepeda motor untuk Jawa Timur dan Pelumas Sepeda Motor (Federal Oil) serta jaringan layanan konsumen yang luas dengan cakupan nasional merupakan keunggulan kompetitif utama MPM secara bisnis. Selain itu dukungan dari pemegang saham dan tim manajemen yang berpengalaman dan berkomitmen tinggi serta dengan koneksi yang luas merupakan kunci keberhasilan MPM untuk tetap tumbuh dan atraktif pada masa akan datang.

Berangkat dari konstruksi keunggulan tersebut dan analisa lebih dalam terkait prospek bisnis MPM maka dapat disusunkan forecast kinerja keuangan MPM tahun 2013-2015 (menggunakan data prospectus – lebih lengkap dalam Lampiran analisa ini) sebagai berikut:

2010A
2011A
2012A
2013F
2014F
2015F
Net Revune
Rp. Milyar
7725
8453
10077
11909
12988
13967
Revenue Growth

9,4%
19,2%
18,2%
9,1%
7,5%
Cos of Revenue
Rp. Milyar
7014
7579
9159
9986
10800
11487
Gross Profit
Rp. Milyar
711
874
918
1923
2188
2480
Operating Profit
Rp. Milyar
296
334
746
903
1141
1424
EBITDA
Rp. Milyar
329
369
944
1247
1642
2027
Net Profit
Rp. Milyar
213
220
375
511
666
850
Profit Growth

3,29%
70,45%
36,27%
30,33%
27,63%

D. RISIKO BISNIS

  • Risiko bisnis yang melekat pada MPM secara umum mencakup beberapa risiko sebagai berikut: 
  • Risiko penurunan permintaan sepeda motor 
  • Risiko ketersedian bahan baku untuk produksi lubricant 
  • Risiko persaingan yang semakin ketat khusus untuk segmen Distributor dan Retail selain produk selain HONDA yang melakukan ekspansi dan penetrasi pasar yang kuat 
  • Risiko pembayaran untuk segment financial service (kredit macet) 
  • Risiko perubahan kebijakan pemerintah terkait industri otomotif dan jasa keuangan 
  • Risiko ketergantungan pada tim manajemen senior 




IPO PT. Sri Rejeki Isman (SRITEX)





A.    PROFIL SRITEX

SRITEX merupakan perusahaan textile dengan konsep manufakturing yang terintegrasi dalam satu kawasan serta terbesar di kawasan Asia Tenggara. SRITEX lahir dari dedikasi seorang HM Lukminto dan keluarga yang membangun dengan kerja keras, ketekunan, track record management yang sangat excellent serta dari awal di’visi’kan menjadi perusahaan besar.

Didukung divisi Penelitian dan Pengembangan, Sritex memenuhi setiap kebutuhan spesifik pelanggan dengan kemampuannya untuk menciptakan beragam jenis dan spesifikasi kain dari berbagai bahan dan model rajutan. Contoh kecil dari kesuksesan Divisi Penelitian dan Pengembangan Sritex diantaranya adalah diciptakanya beragam aplikasi tambahan untuk kain yang berupa anti air, anti serangga, tahan api, bebas noda, anti infra-red, bobot ringan, dan berpori-pori yang bisa digunakan untuk berbagai tipe bahan.
SRITEX merupakan perusahaan textile dengan konsep manufakturing yang terintegrasi dalam satu kawasan serta terbesar di kawasan Asia Tenggara. SRITEX lahir dari dedikasi seorang HM Lukminto dan keluarga yang membangun dengan kerja keras, ketekunan, track record management yang sangat excellent serta dari awal di’visi’kan menjadi perusahaan besar.

Untuk menjaga kualitas produk, Sritex menerapkan sistem kontrol kualitas AQL 2,5 yang dengan ketat memonitor semua aktifitas produksi dari proses inspeksi kain sampai penjahitan garmen. Hal ini terus ditingkatkan dengan sistem kontrol kualitas mandiri yang dilakukan sebelum inspeksi final yang dilakukan oleh pelanggan. Produk-produk berkualitas tinggi dan pengiriman tepat waktu telah melampaui ekspetasi dari berbagai klien yang terus bertambah. Pembuktian Sritex memiliki tradisi kualitas yang kuat dengan diakuinya kualitas Sritex secara dunia dengan Sertifikat Registered Supplier Bundeswehr (Angkatan darat Jerman) dan Sertifikat NATO dimana keduanya standar kualitas tertinggi untuk manufacturing garmen untuk militer. Dalam skala nasional Sritex mendapatkan beberapa perhargaan salah satunya Rekor Muri.

 B.    KEUNGGULAN SRITEX
 Sritex merupakan salah satu pilihan investasi (saham IPO) yang memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang kuat.

Hasil company visit di SRITEX, banyak hal yang dapat diambil kesimpulan terkait prospek SRITEX sebagai salah satu pilihan investasi:

  • SRITEX memproduksi textile & garmen dalam segmen khusus (Army & Institutional Uniform) dan customer middle up untuk produk garmen, sehingga kualitas produk merupakan penekanan utama SRITEX. Secara bisnis SRITEX terdifferensiasi sebagai perusahaan textile yang fokus pada kualitas, dan tradisi ini mampu dijaga oleh SRITEX selama 3 dekade terakhir. Dengan sendiri SRITEX memiliki ‘core competence’ yang sulit ditiru oleh pada pesaing.
  • Dengan ragam bahan kain dan kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, Sritex mampu menembus industri mode internasional dan melayani klien-klien terkenal seperti JC Penny, Sears, Wal-Mart, Timberland, GUESS, Quicksilver, Gymboree, Charles Vogele, Okaidi, Zara, dll
  • Model bisnis yang dikembangkan SRITEX telah menempatkan business positioning yang kuat dengan kemampuan bersaing baik dalam sisi kualitas maupun harga (kemampuan produksi yang terintegrasi).
  • SRITEX adalah perusahaan ‘hebat’ dalam kualitas dengan ‘corporate culture’ yang kuat.
  • Rencana ekspansi untuk skala produksi garmen dan spining diharapkan mampu mendorong SRITEX membuat lompatan dalam penjualan (revenue enhancement).
  • Visi masa depan untuk membangun branding yang kuat dengan ekspansi pasar khususnya produk garment melalui rencana akuisisi beberapa brand dan membuat beberapa gerai (show room).
  • Jaringan yang kuat secara global dengan beberapa brading global menjadikan positioning SRITEX semakin menarik secara bisnis.
  • SRITEX pada masa sekarang hadir dalam industri textile yang mulai kembali ‘growth’ di Indonesia dengan berbagai kajian prespektif industri yang sudah ‘mature’ dan ekonomis dalam skala nasional dan regional.
  • Beberapa keunggulan lainnya.

Namun demikian beberapa hal menjadi perhatian kami, khususnya faktor risiko yang melekat pada SRITEX:
  • Keterbatasan supply raw material untuk spining, kami setuju dengan opsi Manajemen SRITEX untuk melakukan import raw material, agar supply dapat mendukung rencana ekspansi.
  • Kami memahami permasalahan fundamental setiap perusahaan adalah mengelola ‘asset intangible’ khusus labor. Komposisi lebih dari 70% labor adalah perempuan menjadi perhatian karena berdasarkan informasi Manajemen bahwa turn over labor rata-rata 5% per-tahun. Usaha Manajemen yang luar biasa menjadikan kami percaya bahwa SRITEX mampu mengatasi permasalahan ini.
  • Aspek GCG pada SRITEX menjadi perhatian kami, walaupun HM Lukminto dan Keluarga dalam mengelola SRITEX memiliki track record yang sangat excellent dengan ‘Manajemen Chen Li’ (baca: manajemen yang berkeadilan) namun aspek GCG menjadi lebih ‘clear’ dari awal. Belajar dari beberapa perusahan keluarga selalu bermasalah dengan GCG.
  C.     VALUASI HARGA

Berdasarkan prospektus  SRITEX, kami melakukan komporasi di lapangan dan mendapatkan informasi langsung dari Manajemen SRITEX dan kami melihat forecast dan valuasi BAHANA cukup ‘conservative’ dan prospek bisnis SRITEX dapat digambarkan secara rasional.

Valuasi terhadap rencana IPO SRITEX pada P.E. 12x - 14x dengan harga Rp. 230 s.d. Rp. 385 masih tergolong murah. Namun yang terpenting adalah komitmen Manajemen Sritex serta prospek pertumbuhan Sritex pada masa akan datang menjadikan perusahaan ini menjadi sangat atraktif dan menarik menjadi salah satu portofolio saham.

Selasa, 19 Maret 2013

FY2012 PTPP Result



PTPP released FY2012 financial report this morning. Revenue was booked at IDR8.0trn (up 28% y-o-y) with Net profit came at IDR310bn (up 29% YoY). Constructions segment still contributed 82% of the company’s revenue, followed by EPC at 16% (IDR1.3trn) – up from last year’s 6% contribution. Interestingly enough, net margin and gross margin have yet to expand despite higher EPC contribution.

Balance sheet totals expanded by 25% accordingly, but has yet to reflect the company’s recent bond issuance. D/E Ratio was booked at 1.08x, up from 0.96x last year (consisting of bank loans and medium term notes). By end of FY13, the company’s D/E Ratio would be pushed up to 1.6x on the back of IDR700bn-IDR1trn bond additions – the highest in the industry.

PTPP’s bond issuance was directly caused by robust growth in mega projects such as New Priok Port stage 1, whose last construction costs at IDR8.3trn is as large as the company’s balance sheet. Yesterday, the company successfully launched IDR700bn 5-year bond (rated by Pefindo at A-) for 8.375% coupon rate – a much lower cost of fund compared to our estimates, as Indonesia’s corporate bond spread to govies has allegedly declined over late last year. We have assumed a 9.5%-10% coupon rate on our model. All in all, good news for PTPP.

PTPP has booked IDR2.4trn worth of new contracts by end of Feb, 12% of its FY13 target at IDR19.7trn. Seasonality wise, we expect the company to garner more projects as the year advances.

Alam Sutera Realty (ASRI) 2013



Alam Sutera Realty (ASRI) reported a 98% YoY jump in FY12 net profit to IDR1.2t. This came on the heels of higher-than-expected other income. Its revenue soared 77% YoY to IDR2.4t on strong pre-sales and higher average selling prices. On a quarterly basis, net profit increased by 113% to IDR454b in 4Q12, lifting net margin to a high of 62% (3Q12: 35%). During the year, the average selling price in Serpong Township has risen around 30% YoY to IDR12m psm.

2013 Performance Forecast, We project ASRI’s marketing sales will grow to IDR4.3t in FY13F and IDR4.9t in FY14F from IDR3.7t in FY12, representing a 5-7% increase over our previous forecasts. Our upgrade is premised on higher residential land price in Pasar Kemis in FY13F, up from IDR1.6m psm to IDR2m psm (to be launched in March-April 2013). Our FY13F-14F net profit forecasts thus go up by 1-3%.

Pasar Kemis remains the key project to watch. We believe the upcoming residential estates projects in Pasar Kemis will thrive given that each unit will be priced at around IDR500m-1b, which in our view is the right market segment, and the land price of around IDR1.9-2.0m psm is a discount to its competitors’ at IDR2.5m psm (ie, CitraRaya Tangerang). Moreover, Pasar Kemis is easily accessible via the Serpong-Balaraja toll road nearby.

Recommendation and valuation: 
On valuation, rolling over our land market valuation to end of 2013, our TP is IDR1,415, providing 40% upside potential from current price of IDR1,010.

Performance Forecast:


Kamis, 07 Maret 2013

ADHI as a Property Company?



ADHI’s latest launches, Taman Dhika Cinere (landed residential project) and Grand Taman Melati Margonda (high-rise project in Depok, near University of Indonesia). With these new initiatives, ADHI targets around Rp1tr of marketing sales in 2013 for its property projects, versus Rp505bn in 2012. As around 55% of ADHI’s FY13E net profit target of Rp454bn (up 114% y/y, and 58% above consensus) is property projects.

The first phase of Taman Melati Margonda sold within 10 months. Taman Melati Margonda is located near the University of Indonesia. It caters to students, with studio sized apartments and one bedroom apartments. The first phase, Taman Melati Margonda, has already fully sold and is almost finished construction. ADHI will deliver the units in March-April 2013. The first phase was 100% sold in 10 months.

Second phase of Taman Melati Margonda has been well-received. ADHI’s new project next to Taman Melati Margonda, Grand Taman Melati Margonda, is already 34% booked by customers. The booking fee is Rp3mn per unit. Grand Taman Melati Margonda caters to students, with studio sized apartments at 27sqm and two-bedroom apartments at 55sqm. Sale per sqm is around Rp13-14mn. The apartment tower has around 500 units. ADHI’s marketing agents said they expect Grand Taman Melati Margonda, launched in Dec-12, to be fully sold before the end of the year. According to the marketing sales agent, Grand Taman Melati Margonda is still awaiting a building license, it could possibly come within one or two months

Landed residential still waiting for project license. The first phase of Taman Dhika Cinere is already booked by customers, with booking fee of Rp2mn per unit. Total size of the project is 6.5ha. Land price is at Rp3-4mn, and the first phase is 86 units. The project is still awaiting project license. The project is launched in Dec-12

Pipeline of projects are still ample. Other projects that were launched in Dec-12 include Grand Dhika City Bekasi, which is a 7-tower mixeduse development projects and Taman Dhika Sidoarjo (landed residential). ADHI will also launch projects in Surabaya and Jatinangor.

2012 - Good results
Net profits reached Rp212 bn in FY12 (+16.2% yoy, +108.6% qoq), in line with the consensus. The solid growth at the bottom line came on the back of a 13.9% yoy increase in revenues to Rp7.6 tn as well as a 35.0% yoy surge in profits from the JO, better gross margins and improved cost efficiency which pushed up operating profits by 42.5% yoy to Rp792 bn. Overall, the FY12 revenues and earnings were 96% and 102% of the consensus, respectively. ADHI’s gross margin expanded 150bps in FY12 to 12.5% - its highest ever level. This owes, we believe, to a higher contribution from EPC and the realty and property segments which command margins of 12-15% for EPC and 25-35% for property and realty. The increase in investment property assets to Rp237 bn in FY12 from Rp25 bn in FY11 is also a reflection of the company’s move into realty and the property segment.

Net cash for the first time
ADHI has a healthier balance sheet with cash in hand of Rp949 bn as of December 2012. For the first time, ADHI is in a net cash position which, in our view, stems from the Rp750 bn bonds issuance in mid-2012 as well as ADHI’s better negotiations with suppliers to extend payments up to eight months. Going forward, with more projects coming in from 1Q13 to 3Q13 and in light of ADHI’s plans to issue another Rp750bn of bonds in 1Q13, we believe ADHI’s gearing will increase to 150-200% at most.



ASSA menunggu untuk naik



Valuasi terhadap PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA)  dengan menggunakan PEG atau DCF untuk mendapatkan target harga Rp520 (Analisis Buana Sekuritas), mencerminkan PEG 2013F 0,1x, membuat ASSA menjadi saham termurah dalam universe kami (rata-rata PEG 1,1x). Target harga kami mencerminkan 24% diskon dari nilai valuasi DCF per saham, EV/ EBITDA 2013F 5,1x, PER 2013F 17,9x, tetapi hanya 12,1x PER 2014F, karena profil pertumbuhannya yang tinggi dan dapat diandalkan. Kami yakin pada saat ini harga saham belum mencerminkan nilai ASSA yang sebenarnya karena pasar tidak melihat potensi pertumbu-hannya yang tinggi, yakni didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang tinggi (historis 49% CAGR 2007-11, proyeksi 27% 2012-14F), model bisnis yang unggul serta underperformance ASSA terhadap IHSG 8% sejak IPO yang kami perkirakan akan reverse.

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk: Pertumbuhan terkuat dalam 4 Tahun terakhir



Telkom FY12 membukukan laba sedikit di atas perkiraan konsensus para analisis (Bloomberg 2013) setelah kebijakan membukukan biaya ERP di 4Q12. Pencapaian ini ditopang oleh pertumbuhan 12% yoy pendapatan mobile dari Telkomsel, dan fakta bahwa Telkomsel mengalahkan para pesaingnya di 4Q12. Telkom melaporkan laba bersih konsolidasian sebesar IDR12.8trn (+17,2% yoy) ditopang dari pendapatan IDR. 77.1trn (+8,3% yoy). 


Secara khusus pada Q4 2012' pendapatan jaringan komunikasi dan pendapatan lainnya mengalami QoQ 9% QoQ dan 28%, namun tetap diimbangi pertumbuhan QoQ konsolidasi 2,6% pada produksi seluler pada Telkomsel. 

Pencapain kinerja ini merupakan pertumbuhan terkuat Telkomsel pada 4 tahun terakhir. 
Pencapaian market share 65% milik untuk pasar mobile mendorong Telkomsel tumbuh 12% (YoY 2012). EBITDA Telkomsel tumbuh 11%, dan mampu mendorong laba bersih sebesar 23%, hasil ini merupakan buah dari ekspansi lebih dari 50% pendapatan jasa data 3G dan blackberry.

Bisnis.com News