Senin, 25 Februari 2013

Kelanjutan Restrukturisasi Bisnis Delta Dunia Makmur: Teratai Besar yang Mulai Mekar di Ladang Batubara


Produksi Q3 2012: Konsistensi dan Pembuktian di atas Ekspetasi

  • Sep 2012,  volume aktivitas overburden yang merupakan 75% pendapatan BUMA mencapai 263.7 mm bcm (+6.7% YoY),  sedangkan coal production mampu memproduksi 25.0 mm tons (-2.5% YoY)
  • Jika dibandingkan QoQ, volume overburden meningkat 9.0% QoQ dan 4.5% YoY  dan volume coal production grew 5.6% QoQ dan tidak mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011.
  • Stripping Ratio (Pembersihan lapisan batuan pada batubara) meningkat 8.9% dibandingkan pada Q3 2011 dan meningkat 3.2% QoQ atau dengan kapasitas 10.7x.
  • Rata-rata OB hauling meningkat 14.6% YoY dari sepanjang 2.15km pada Q3 2011 menjadi 2.42km pada Q3 2012, dan jika dibandingkan dengan  QoQ meningkat 1.9% QoQ.
  • Peningkatan kapasitas produksi Q3 2012 banyak ditopang oleh restrukturisasi dan peremajaan peralatan (heavy equiment) dan perbaikan proses bisnis dan restrukturisasi SDM yang dilakukan mulai awal tahun 2012.


Kinerja Kuangan Q3 2012: Restrukturiasi yang Mulai Menuai Hasil

  • 3Q 2012,  BUMA membukukan net revenue (excl. fuel) Rp. 5,12 Trilyun meningkat 16.9% YoY. Peningkatan revenue didorong oleh kesepakatan re-pricing terhadap beberapa kontrak, pelemahan nilai tukar Rupiah. Dalam US$ net revenue (excl. fuel) tumbuh 8.4% YoY dari US$503.7mn in 3QM 2011 menjadi US$546.2mn pada 3Q 2012. Secara operasional BUM mampu membukan EBITDA sebesar Rp1,69 Trilyun (11.5% YoY) atau dengan EBITDA margin sebesar 33.0%.
  • Walaupun ada tekanan terhadap harga komoditas batubara secara global, namun dengan kepemilikan kontrak jangka panjang dengan beberapa perusahaan batubara serta prospek bisnis batubara pada masa yang akan datang, BUMA melakukan ekspansi dengan CAPEX hingga Q3 2012 sebesar US$239.3mn, dimana >97% untuk pembelian ‘heavy equipment’. Aksi ini secara keuangan berdampak pada biaya depresiasi sebesar Rp1,2 Trilyun (US$ 131mn).
  • Total hutang BUMA hingga akhir Sep 2012 sebesar US$950mn, dibandingkan dengan Des 2011 dengan US$919mn, di bawah ekspetasi dari para analis pasar.
  • Q3 2012, DOID secara konsolidasi membukan EBITDA Rp1,6 Trilyun atau 14% YoY namun jika dalam bentuk US$ hanya tumbuh (+5% YoY) atau sebesar US$176.3mm.
  • DOID membuka kerugian (net loss) sebesar Rp 353 Milyar, dimana secara accounting disumbang oleh forex loss sebesar Rp. 429 Milyar, secara actual US$, DOID membukukan keuntungan sebesar US$13.2mn.

Produksi BUMA pada Q3 2012 mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu:
Berikut ringkasan produksi BUMA pada Q3 2012:
d1
Sumber: Delta Dunia, 2012

Restrukturisasi bisnis yang mulai dilakukan pada tahun 2009 dan refinancial pada tahun 2011 mulai menunjukkan hasil yang signifikan terhadap produktivitas dan kesehatan keuangan pada tahun Q3 2012.Berikut Delta / BUMA – Key Financial Highlights Q3 2012

d2
Sumber: Delta Dunia, 2012


Kebangkitan Model Bisnis yang Sustain

  • Kebijakan Pelaporan dalam Currency US$, seluruh kontrak BUMA dibayar dalam bentuk US$ dan Rupiah, namun seluruh komponen pembiayaan dilaukan dalam bentuk US$ sehingga secara accounting berdampak kinerja keuangan yang signifikan karena forex loss. Hutang dan CAPEX dalam bentuk US$, sedangkan laporan keuangan Delta and BUMA dalam Rupiah menyebabkan realized FX gains and losses. Kebijakan Manajemen DOID yang sudah menggunakan pelaporan dalam bentuk US$ pada tahun 2013, secara accounting berdampak forex loss yang lebih kecil dan secara komprehensif DOID mampu membukan laba (net income).
  • Customers yang berkualitas dan beragam, walaupun industri batubara sedang mengalami tekanan harga secara global yang berdampak penurunan produksi batubara di Indonesia, namun BUMA memiliki beberapa customers perusahaan batubara dengan reputasi bisnis dan skala bisnis yang besar. Hingga Q3 2012 tidak ada perubahan kontrak kerja yang dimiliki BUMA atas target produksi dan bahkan ada beberapa kontrak baru. Dapat disampaikan bahwa customer BUMA beragam yang menjadikan BUMA tidak tergantung pada satu customer saja. Kualitas produksi BUMA memenuhi seluruh requirement yang dijadikan standar oleh beberapa perusahaan pertambangan.
d3
  • Trend Produksi yang terus meningkat, peningkatan kemampuan produksi BUMA memiliki trend peningkatan yang signifikan pada tahun 2012, dan pada tahun 2013 diproyeksikan akan meningkat 14.3% sesuai dengan target yang dikontrakkan dengan BUMA.
d4









  • Perubahan konsep manajemen bisnis, untuk menopang bisnis yang berkelanjutan Manajemen telah melakukan perbaikan yang signifikan dalam 4 pilar yang menjadi fokus strategi DOID, mencakup operational improvement, customer relationship management, people and communication dan capital structure untuk mengendalikan cashflow dan CAPEX. Hasilnya sudah mulai dapat dilihat dari produktivitas operasional dan kesehatan keuangan yang mulai membaik setelah terpuruk pada tahun 2011 dan 2012.
  • Struktur biaya produksi yang lebih effisien, pembenahan proses bisnis BUMA secara bertahap mampu mendorong pembiayaan operasional menjadi lebih efektif dan efisien. CAPEX untuk pengadaan heavy equipment secara umum mampu mendorong efisiensi pembiayaan sparepart dan maintenance serta overhead. Pada sisi yang lain ketergantungan terhadap biaya fuel berkuang dengan adanya kesepakatan dengan customer jika terjadi kenaikan harga fuel. Secara umum gambaran struktur biaya produksi BUMA sebagai berikut:
  • Fasilitas dan Dukungan Perbankan yang kuat dalam ekspansi bisnis, dalam mendukung restrukturisasi bisnis dan financial, BUMA dan DOID memiliki dukungan yang kuat dari pembiayaan dari perbankan dengan fasilitas pembiayaan US$ 800M dengan tenor pembiayaan lebih panjang (7 Tahun). Selain perbankan BUMA juga mendapatkan fasilitas pembelian heavy equipment dari beberapa principal alat berat. Fasilitas pembiayaan dari perbankan juga dengan stimulus atas financial restructuring atas Hutang (Debt) sehingga secara bertahap mendorong penurunan cost of debt. 

Proyeksi Kinerja 2013 - 2014

Berdasarkan analisis di atas dapat disampaikan proyeksi kinerja 2013 – 2014 sebagai berikut:
Tabel 1 Proyeksi Kinerja 2013-2014
2010
2011
2012F
2013F2014F
Revenue (Rp. Bio)
5.798,9
6.820,7
8.242,6
9.973,5
12.965,6
EBITDA (Rp. Bio)
2.018,4
2.043,3
2.685,3
3.248,4
4.222,9
Net Income (Rp. Bio)
-158,7
-153,4
-387,1
648,3
972,4
Basic EPS (Rp.)
-23,0
-20,4
-64,3
79,1
118,6
 Growth (YoY) (%)
0,9
11,6
-216,2
202,0
50,0
Price Earnings Ratio (P/E) (x)
84,0
12,0
11,0
Simulation:
Net Income in US$
20,5
66,2
99,2
Net Income Rp. Equivalent (Rp. 9,700 per US$)
198,9
648,3
972,4
EPS (Tranformasi US$ ke Rp.)
24,3
79,1
118,6
Price Earnings Ratio (P/E) (x)
84,0
12,0
11,0
Target Price (Rp)
949
1.304

0 komentar:

Posting Komentar

Bisnis.com News